Kisah ini nyata .. dikisahkan sahabat kita, Edo kepada penulis (Yudi).

Penulis pada tahun 1994,masih masa penulisan skripsi tingkat akhir di jurusan Teknologi Industri Pertanian IPB, Bogor. dalam masa penulisan skripsi, ada waktu yang senggang misal saat menunggu hasil koreksian dari dosen pembimbing.

Saya suka jenuh di tempat kostku sehingga sering main ke stasiun kereta api Bogor. Dipinggiran stasiun ada kios kecil yang menjual buku-buku bekas, saya suka nongkrong di sana. mencari buku-buku menarik yang murah meriah.

Didekat stasiun itu ada sebuah mesjid, yaitu Mesjid Agung Bogor. Waktu zuhur tiba, saya langsung menuju ke mesjid Agung tersebut, untuk menunaikan sholat zuhur. Setelah sholat zuhur saya istirahat dulu duduk-duduk dilantai 2 mesjid itu. Disamping saya banyak juga orang lain duduk-duduk, termasuk Edo yang duduk 1 meter dari saya. Edo Menyapa saya, akhirnya kami ngobrol.
Ia (Edo) bercerita : ..

Saya sementara tinggal di mesjid Agung ini sekarang , 2 hari yang lalu saya menjadi muallaf (memeluk agama islam) sebelumnya saya beragama kristen. saya di sini dibimbing oleh pengurus mesjid agung ini dan rencananya saya akan dicarikan pesantren untuk pembimbingan saya.
saya mahasiswa di UKI (Universitas Kristen Indonesia-Jakarta)mengambil jurusan Teologi Nasrani. Keluarga saya termasuk keluarga kuat beragama. Ayah dan Paman saya termasuk pendeta berpengaruh di Manado...



Saya dalam acara-acara kerohanian selalu memimpin koor lagu-lagu kerohanian.
rencananya pada natalan desember 1994. Kelompok kami .. ikut berpartisipasi natalan bersama di senayan ...

Kami berlatih koor sering sampai larut malam, ..
Suatu malam, setelah latihan kami kecapean dan memutuskan untuk tidur di gereja saja. eh .. saya bermimpi .. dimana saya dan banyak manusia dikumpulkan di tempat yang sangat luas dan saya mendengarkan suara, yang belakangan saya mengerti itu adalah suara Azan, dan semua manusia tanpa mengenakan busana ... dalam mimpi itu semua manusia melewati suatu jembatan .. dimana di bawahnya terdapat api yang menyala-nyala.


Saya melihat keluargaku melewati jembatan termasuk saya. Yang pertama adalah Ayahku berjalan melalui jembatan itu akhirnya jatuh ke dalam api, kemudian Ibuku terjatuh juga, Adik dan Kakakku juga terjatuh ... Namun anehnya pada saat gilran saya yang melewati ... tidak terjatuh ... terus saja. dan saya terjaga (bangun dari tidur).

Sejak kejadian itu, saya bertanya-tanya apa maksud dari mimpi itu. Saya bercerita ke teman saya seorang muslim. Ia menjelaskan, bahwa suara itu adalah suara Adzan, jembatan itu adalah sirotol mustaqim dan api neraka yang digambarkan dalam Al Qur'an.
Sejak itu saya melihat lihat buku-buku religi Islam. Akhirnya hidayah itu datang, aku mencoba untuk sholat di tempat kosku.

Suatu hari Ayahku datang dari manado tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Setelah Ayahku masuk kamarku Ia kaget melihat sajadah dikamarku. Ayahku marah," Kamu diam-diam telah berubah Keyakinan dan mempermalukan Bapak sebagai seorang Pendeta".

Akhirnya saya kabur naik kereta api jurusan bogor. sampai di stasiun saya tidak tahu mau ke mana. Setelah saya melihat mesjid Agung saya mencoba mendekat dan duduk-duduk ditaman mesjid itu. Sambil merenung .. dan meyakini bahwa ini adalah hidayah .. akhirnya saya memutuskan untuk menjadi seorang muslim. Saya Bersyahadat di mesjid Agung Bogor.

Itu adalah kisah nyata Edo kepada Penulis (Yudi) .. semoga Saya dan para pembaca tulisan ini bertambah keyakinannya bahwa Akhirat itu, sesuai gambaran Al Qur'an benar-benar ada. Karena yang menyampaikan adalah seorang NON Muslim.






0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.